#ReformasiDikorupsi: Emergence and Failure

<p><strong>Asbtrak</strong></p><p><em>September 2019 menandai protes besar terhadap negara di Indonesia dan sering disebut sebagai terbesar sejak Reformasi, dari tersebut muncul #ReformasiDikorupsi, tetapi mereka gagal untuk mempertahankan resiliensi negara. Tulisan ini mencoba menjawab dua pertanyaan, pertama bagaimana mengapa #ReformasiDikorupsi muncul, kedua menapa resiliensinya hadapan akan menggunakan perspektif Teori Diskursus Politik Analisis menganalisa data guna pertanyaan atas. berargumen bahwa tuntutan-tuntutan yang diabaikan oleh konstruksi dumungkinkan satu kejadian dislokasi dapat dilihat upaya pelemahan KPK rencana merevisi RKUHP secara langsung “mengancam” berbagai identitas. Kemudian, tulisan juga karena hubungan tidak jelas ambigu pada negara, atau antagonisme semu negara<br /></em></p><p><em><br /></em></p><p><em><strong>Abstract</strong><br /></em></p><p><em>September marks a large mass protest towards the state in and is often referred to as largest since from that emerges, yet it failed maintain its resiliency oppose state. This article seeks answer two questions, first how why second their utilized perspective of Political Discourse Theory Analysis analyze those questions. argued emerged demands had been ignored by construction made possible dislocation event which can be seen an attempt weaken plan revise criminal codebook directly “threaten” vast amount identity. Furthermore, this also due unclear ambiguous relation state, or pseudo-antagonistic relationship state.</em></p>